Kapan Adanya Lailatul Qadar?



LAILATUL QADAR: Kapan Adanya dan Bagaimana Cara Mencarinya?

Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga, dan para sahabatnya.
Mendapatkan Lailatul Qadar menjadi dambaan insan beriman, karena di dalamnya Allah turunkan rahmat dan keberkahan. Amal-amal ibadah dan shaleh yang dikerjakan di dalamnya, nilainya lebih baik daripada amal-amal tersebut dikerjakan selama seribu bulan yang tidak ada Lailatul Qadar di dalamnya.
Di Lailatul Qadar tersebut, para malaikat turun ke bumi. Ada yang mengatakan mereka turun dengan membawa rahmat, keberkahan dan ketentraman bagi manusia. Ada yang berpendapat, mereka turun membawa semua urusan yang ditetapkan dan ditakdirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'alauntuk masa satu tahun. Sebagaimana yang tertera dalam firman-Nya:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ
"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul." (QS. Al-Dukhan: 3-5)

MI Sendangsari: Hebatnya Sedekah

MI Sendangsari: Hebatnya Sedekah: sedekah Sebagai wujud kesyukuran kita apabila  mendapat nikmat dari Allah swt, selayaknya kita mensyukuri baik dengan lisan, hati se...

Hebatnya Sedekah

Sebagai wujud kesyukuran kita apabila  mendapat nikmat dari Allah swt, selayaknya kita mensyukuri baik dengan lisan, hati serta perbuatan. andaikata kenikmatan itu berupa rezeki tiada salahnya kita untuk menyedekahkan sebagian harta kita. karena sesungguhnya betapa besar manfaat bersedekah. berikut ulasannya

Dampak sedekah terhadap kematian
Rasulullah saw bersabda:
“Sedekah dapat menolak kematian yang buruk.” (Al-Wasail 6: 255, hadis ke 2)

KETELADANAN AKHLAK RASULULLOH

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS al-Ahzab [33]: 21).
Setiap tanggal 12 Rabiul Awal, umat Islam hampir di seluruh dunia, khususnya di Indonesia memperingati hari lahir Muhammad Saw. Peringatan tak lain bertujuan untuk mengingat kembali jejak kehidupan dan perjuangan Rasulullah Saw sejak lahir hingga Islam menyebar ke seluruh dunia. Sikap dan tindakan Rasulullah Saw ketika berinteraksi dan berjuang menyampaikan risalah Islam selalu menjadi bahan renungan dan teladan umat manusia dewasa ini. Karena keluhuran budi pekertinya, tak heran bila Rasulullah Saw menjadi sosok yang disegani, baik oleh kawan maupun lawan.
Ceramah-ceramah para dai dalam setiap momentum Maulid Nabi Muhammad Saw pun tak lepas dari ulasan-ulasan mengenai keluhuran budi pekerti beliau. Keluhuran budi itu pula yang selalu ditekankan, baik kepada kawan maupun lawan. Rujukan utama moral tiada lain adalah Rasulullah Saw yang telah menunjukkan sikap bijak dan berwibawa dalam setiap masalah yang dihadapi masyarakat saat itu. Meneladani akhlak Nabi adalah suatu keniscayaan.
Rasulullah Saw adalah figur teladan abadi sepanjang zaman. Kewibawaan dan sikap-sikap pribadinya telah dicatat dalam berbagai buku sejarah kehidupan beliau (sirah nabawiyah).